A. TUJUAN
·
Mahasiswa mengetahui
karakteristik rangkaian Pre
Amplifier
·
Mahasiswa dapat
merangkai rangkaian Pre Amplifier
·
Mahasiswa dapat
menganalisis karakteristik rangkaian Pre Amplifier
·
Mengetahui penguatan
pada Pre
Amplifier
·
Mampu membuat Pre Amplifier secara
sederhana.
·
Mengetahui aplikasi,
dan prinsip kerja dari Pre Amplifier
·
Mahasiswa dapat
mengetahui cara kerja dari masing- masing komponen yang menyusun Pre Amplifier itu sendiri.
B. DASAR TEORI
Ø Pengertian Dasar Amplifier
Pengertian Amplifier adalah komponen elektronika
yang di pakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam
penggunaannya, amplifier akan menguatkan signal suara yaitu memperkuat signal
arus I dan tegangan V listrik dari inputnya. Sedangkan outpunya akan
menjadi arus listrik dan tegangan yang lebih besar.
Besarnya pengertian amplifier sering di sebut dengan istilah Gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power amplifier antara 200 kali sampai 100 kali dari signal output.
Jadi gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian
output dengan daya di bagian input dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain
biasannya memakai decible (dB).
Dalam
bagian pengertian amplifier pada proses penguatannya audio ini terbagi menjadi
dua kelompok bagian penting, yaitu bagian penguat signal tegangan (V) yang
kebanyakan menggunakan susunan transistor darlington, dan bagian penguat arus
susunannya transistor paralel. Masing masing transistor derdaya besar dan
menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke udara, sehingga pada saat
ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer.
Power
amplifier rakitan berfungsi sebagai penguat akhir dan preamplifier menuju ke
drive speaker. Pengertian amplifier pada umumnya terbagi menjadi 2, yaitu power
amplifier dan integrated amplifier. Power Amplifier adalah penguat akhir yang
tidak sertai dengan tone control (volume, bass, treble), sebaliknya integrated
amplifier adalah penguat akhir yang telah disertai dengan tone control.
Pengertian pre amplifier
Rangkaian pre-amplifier microphone atau sering
disebut dengan nama rangkaian pre-amp mic adalah rangkaian yang berfungsi
sebagai penguat awal atau penguat depan untuk microphone dan langsung
berhubungan dengan microphone. Rangkaian pre-amp mic ada beberapa jenis, dalam
rangkaian pre-amp mic dalam artikel ini adalah pre-amp mic untuk microphone
balance (Balanced Microphone).
Pre-Amp Mic adalah penguat yg bekerja pada MIC yang
berfungsi memperkuat sinyal listrik yang berasal dari microphone. Kebanyakan
insinyur audio yang akan menegaskan bahwa preamp mikrofon mempengaruhi kualitas
suara rekaman sama seperti mikrofon itu sendiri. Berbagai kombinasi mikrofon
dan preamps dapat mencapai berbagai nada, karakter dan suasana hati. Preamps
mikrofon datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan sangat bervariasi dalam
harga dari beberapa dolar untuk ribuan dolar. Banyak papan pencampuran atau
meja memiliki mikrofon built in preamps Ada juga sejumlah besar preamps
eksternal dari yang untuk memilih, yang besar untuk menambahkan nada yang tepat
dan fitur menetapkan satu kebutuhan untuk setup.
Beberapa
preamps ada sebagai salah satu bagian dari strip saluran, yang dapat mencakup
jenis lain dari perangkat rekaman audio seperti kompresor, pemerataan (EQ),
kebisingan gerbang, dan enhancer.
Banyak hal
yang membutuhkan kita sehari-hari yang dapat dengan mudah dengan menerapkan
teknologi terapan sederhana. Jadi hidup kita menjadi mudah dan kenyamanan. Kita
dapat membuat pekerjaan apapun otomatis, atau bekerja tanpa intervensi kita
sehingga jika kita lupa untuk menjalankannya, atau untuk mematikan, mereka akan
dilakukan oleh rak mereka.
Dengan
teknologi yang diterapkan sederhana, seperti elektronik, kita dapat memecahkan
masalah sederhana sebanyak disebutkan di atas. Dengan dimensi kecil dari
komponen elektronik dan listrik kecil juga, kita dapat menyadari kebutuhan
kita, misalnya, lampu otomatis, remote kontrol, air tangki pengontrol tingkat.
Selain
semua yang disebutkan di atas, kita dapat membuat banyak perangkat yang
berharga untuk kebutuhan kita, seperti lampu hias, penguat, detektor dll
sirkuit elektronik sederhana diterapkan dibagi dalam dua kelompok, sirkuit
analog dan digital.
Sirkuit
elektronik analog adalah mereka di mana sinyal dapat berubah secara kontinyu
dengan waktu untuk sesuai dengan informasi yang diwakili. Peralatan elektronik
seperti penguat tegangan, power amplifier, sirkuit tuning, radio, dan televisi
sebagian besar analog (dengan pengecualian bagian kendali mereka, yang mungkin
menjadi digital, terutama di unit modern).
Dalam
rangkaian elektronik digital, sinyal listrik mengambil nilai diskrit, yang
tidak tergantung pada waktu, untuk mewakili nilai-nilai logis dan numerik.
Nilai-nilai ini mewakili informasi yang sedang diproses. Transistor adalah
salah satu komponen utama yang digunakan dalam sirkuit diskrit, dan kombinasi
ini dapat digunakan untuk membuat gerbang logika. Ini gerbang logika maka dapat
digunakan dalam kombinasi untuk menciptakan output yang diinginkan dari sebuah
input. Pada halaman ini Anda dapat menemukan salah satu sirkuit.
a.
Impedansi
PRE-AMP MIC
Menyesuaikan
impedansi (tahanan / resistor) mic dan pre-amplifier sering di salah-artikan.
Mic dan pre-amp dengan impedansi sama belum tentu menghasilkan bunyi yang
memuaskan. Mari kita pelajari lebih lanjut hal ini.
Setiap mic
memiliki impedansi output tertentu. Begitu juga setiap pre-amplifier memiliki
impedansi input tertentu. Simbol untuk impedansi ini adalah Z. Karena itu
kata-kata Hi-Z dapat digunakan untuk impedansi mic dan impedansi pre-amp
(Pemain gitar sangat familiar dengan Hi-Z ini).
Di
lapangan, impedansi input pre-amp sangat mempengaruhi bunyi sound yang akan
direkam. Ini sebenarnya adalah hasil dari interaksi output impedansi mic vs
input impedansi pre-amp, yang kemudian menyebabkan perbedaan karakter bunyi
seolah-olah seperti di-EQ. Interaksi ini berjalan dengan cara unik, terutama
bila terjadi antara mic desain khusus seperti Neumann U87. Neumann U87 akan
menghasilkan karakter bunyi unik bila dipertemukan dengan pre-amp Focusrite Red
7.
Beberapa
pre-amp memiliki fasilitas untuk memilih impedansi nya seperti: - Focusrite ISA
428 Pre Pack dengan 4 pilihan impedansi (600Ω, 1k4Ω, 2k4Ω, 6k8Ω).
-
Summit Audio 2 BA-221 dengan tombol pilihan impedansi dari 100Ω-10kΩ
Menyesuaikan
impedansi mic dan pre-amp hingga bernilai sama kurang disukai karena akan
mengurangi level dan rasio signal to noise (S/N) hingga 6 dB. Untuk mic dynamic
dan condensor, input impedansi pre-amp yang disukai biasanya 10 kali lipat
impedansi output mic.
1. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian.
Resistor komposisi karbon terdiri dari
sebuah unsur resistif berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua
ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat atau plastik.
Resistor tersedia dari dalam beberapa seri yang
nilai-nilainya merupakan kelipatan 10, dimana jumlah nilai yang diberikan
setiap seri ditentukan oleh toleransinya. Pada resistor terdapat hubungan
berbanding lurus atau hubungan linear antara voltase dan arus.
Resistor memiliki resistifitas yang juga disebut
sebagai tahanan. Besar resistifitas menunjukkan berapa kuat suatu komponen
menahan arus. Apabila resistifitas besar, berarti daya untuk menahan arus juga
besar sehingga arus menjadi kecil.
Resistor ada dua macam yaitu resistor tetap dan resistor tidak tetap. Resistor
tetap (Fixed Resistor) adalah resistor yang sudah di tetapkan nilai
resistansinya dari pabrik pembuatnya.
Sedangkan
resistor tidak tetap (Variable resistor) adalah resistor yang nilai
resistansinya dapat diubah - ubah sesuai kebutuhan. Ex : NTC, LDR, Potensiometer,
Trimpot, dll.
![]() |
|||
![]() |
|||
Gambar dan simbol
Resistor
·
Fungsi Resistor adalah
sebagai berikut:
Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping
papan yang dipergunakan untuk menahan aliran air yang deras di selokan/parit
kecil. Makin besar nilai tahanan, makin kecil arus dan tegangan listrik yang
melaluinya. Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian elektronika, yaitu:
a. Menahan
arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
b. Menurunkan
tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
c. Membagi
tegangan
d. Sebagai
pembagi arus.
·
Cara menghitung
nilai resistor :

![]() |
Untuk mengetahui
nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari
warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut
yang berupa gelang
Warna
|
Gelang KE
|
||
1
dan 2
|
3
|
4
|
|
Hitam
|
0
|
x 1
|
1%
|
Cokelat
|
1
|
x
10
|
2%
|
Merah
|
2
|
x
100
|
2%
|
Jingga
|
3
|
x
1000
|
-
|
Kuning
|
4
|
x
10000
|
-
|
Hijau
|
5
|
x
100000
|
-
|
Biru
|
6
|
x
1000000
|
-
|
Ungu
|
7
|
x
10000000
|
-
|
Abu-Abu
|
8
|
x
100000000
|
-
|
Putih
|
9
|
x
1000000000
|
-
|
Emas
|
-
|
x
0.1
|
5%
|
Perak
|
-
|
x
0.01
|
10%
|
Tidak
Berwarna
|
-
|
-
|
20%
|

Gambar Kode
Warna Resistor
2. Kapasitor
Kapasitor disebut juga
kondensator adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik
dalam waktu tertentu tanpa disertai reaksi kimia.
Besaran yang diukur pada sebuah
kapasitor adalah kapasitansi yang dinotasikan dengan C.
Satuan kapasitansi adalah farad
(F).Dalam bidang elektronika, satuan farad adalah satuan yang sangat besar dan
jarang dipergunakan. Dalam praktek biasanya dipergunakan satuan farad dalam
bentuk pecahan seperti
1 Faraf (F) = 1.000.000 µF(Micro Farad)
1 Micro Farad (µF) = 1.000 nF (Nano Farad)
1 Nano Farad (nF) = 1.000 pF (Piko Farad)
Kapasitor
dibagi dalam jenis kapasitor polar dan kapasitor non-polar.Kapasitor non-polar
dapat dipasang bolak-balik pada rangkaian elektronika, tanpa memperhatikan
kutub positif dan negatifnya.
Pada
kapasitor polar, kutub negatif (-) digambarkan sebagai garis putih.Pemasangan
kutub positif (+) dan kutub negatif (-) kapasitor yang salah pada rangkaian
elektronika dapat menyebabkan rangkaian rusak atau meledak. Fungsi
dan tujuan pemasangan kapasitor :
·
Memisahkan
arus bolak-balik (AC) dengan arus searah (DC)
·
Sebagai
filter sebagai rangkaian catu daya
·
Sebagai
pembangkit frekuensi pada rangkaian pemancar
·
Menghilangkan
bouncing atau loncatan api pada sakelar
·
Menghemat
daya listrik pada lampu TL
![]() |
Gambar
dan simbol kapasitor
Jenis kapasitor yang digunakan
·
Kapasitor
Elektrolit
Filter/Tapis Power Supply Dengan Kapasitor Tapis kapasitor
sangat efektif digunakan untuk mengurangi komponen AC pada keluaran penyearah.
Pertama akan kita lihat karakter kapasitor sebagai tapis dengan memasang
langsung pada keluaran penyearah tanpa memasang beban. Rangkaian power supply
dengan filter/tapis kapasitor dapt dilihat pada gambar berikut. 

Rangkaian Power Supply Dengan
Filter Kapasitor filter c power supply,rangkaian filter power supply,tapis
kapasitor,tapis c catudaya,teori tapis kapasitor,rangkaian tapis c
catudaya,rangkaian filter c,filter kapasitor,rumus tapis c,rumus tapis
kapasitor,fungsi kapasitor,fungsi tapis kapasitor,pengaruh kapasitor Saat
sumber tegangan (masukan) dihidupkan, satu diode berkonduksi dan keluaran
berusaha mengikuti tegangan transformator. Pada kondisi ini tiba-tiba tegangan
kapasitor menjadi besar dan arus yang mengalir menjadi besar (dalam hal ini, i
= C dv/dt; dv/dt = ∞ ).
Saat masukan membesar
keluaran juga akan membesar, namun saat masukan menurun tegangan kapaasitor
atau keluaran tidak mengalami penurunan tegangan karena tidak ada proses
penurunan tegangan. Dalam keadaan ideal ini, tegangan keluaran DC akan sama
dengan tegangan puncak masukan dan akan ditahan untuk seterusnya.
Efektivitas kapasitor
sebagai tapis tergantung pada beberapa faktor, diantaranya adalah :
Kapasitas/ukuran kapasitor Nilai beban RL yang dipasang Waktu Ketiga faktor
tersebut mempunyai hubungan sebagai berikut : T=R*C dimana T adalah waktu dalam
detik, R adalah hambatan dalam ohm dan C adalah kapasitansi dalam farad.
Perkalian RC disebut sebagai “konstanta waktu” merupakan ukuran seberapa cepat
tegangan dan arus tapis (kapasitor) merespon perubahan pada masukan.
Kapasitor akan terisi
sampai sekitar 62,2% dari tegangan yang dekenakan selama satu konstanta waktu.
Demikian saat dikosongkan selama satu konstanta waktu, maka tegangan kapasitor
akan turun sebanyak 62,2%. Untuk mengisi kapasitor sampai penuh diperlukan
waktu sekitar 5 kali konstanta waktu.
3.
Transistor
Transistor adalah alat
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan
penyambung (switching), dan stabilisasi tegangan. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit
sumber listriknya.
Transistor merupakan
komponen elektronika pertama yang mengantarkan dunia elektronika klasik menuju
elektronika modern. Transistor memiliki 3 buah kaki atau pin yaitu: Collector
(C), Emitter (E) dan Basis (B). Posisi kaki-kaki ini berbeda antara transistor
satu dengan yang lain walaupun ada juga yang sama. Pada pemasangannya tidak
boleh tertukar karena bisa menyebabkan panas pada transistor yang mengakibatkan
kerusakan.
Transistor sebagai penguat Amplifier
Ø Transistor
sebagai penguat
Salah
satu fungsi Transistor yang paling banyak digunakan di dunia Elektronika Analog
adalah sebagai penguat yaitu penguat arus,penguar tegangan, dan penguat daya.
Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp
Mic, Pree-Amp Head, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-lain. Berdasarkan sistem pertanahan transistor
(grounding) penguat transistor dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a.
Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat
Common Base
adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu input di masukkan
ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Base mempunyai
karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common base mempunyai karakter sebagai berikut :
·
Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input
sehingga meminimalkan efek umpan balik.
·
Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi
sehingga cocok untuk penguat sinyal kecil (pre amplifier).
·
Sering dipakai pada penguat frekuensi tinggi
pada jalur VHF dan UHF.
·
Bisa juga dipakai sebagai buffer atau penyangga.
b.
Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat
yang kaki emitor transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan
output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai
karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emitor mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·
Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat
terhadap sinyal input.
·
Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya
umpan balik positif, sehingga sering dipasang umpan balik negatif untuk
mencegahnya.
·
Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah
(terutama pada sinyal audio).
·
Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah
karena bergantung pada kestabilan suhu dan bias transistor.
c.
Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah
penguat yang kaki kolektor transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke
basis dan output diambil pada kaki emitor. Penguat Common Collector juga
mempunyai karakter sebagai penguat arus .
Penguat Common Collector mempunyai karakteristik sebagai berikut :
·
Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input
(jadi tidak membalik fasa seperti Common Emitor)
·
Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1.
·
Mempunyai penguatan arus samadengan HFE
transistor.
·
Cocok dipakai untuk penguat penyangga (buffer)
karena mempunyai impedansi input tinggi dan mempunyai impedansi output yang
rendah.
Berdasarkan titik kerjanya penguat transistor ada tiga jenis, yaitu:
a.
Penguat Kelas A
Penguat
transisitor ini mempunyai titik kerja efektif setengah tegangan VCC. Agar
rangkaian siap bekerja menerima sinyal input, maka transistor ini memerlukan
bias awal. Penguat kelas A adalah penguat dengan efisiensi terendah tetapi
hanya memiliki cacat sinyal yang kecil.
Untuk
mendapatkan titik kerja pada transistor tepat setengah tegangan VCC maka perlu
dilakukan perhitungan melalui pembagi tegangan dua resistor. Karena hanya
memiliki distorsi yang kecil, penguat kelas A dapat digunakan sebagai penguat
awal pada Pre Amp.
Ciri-ciri :
• Sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif.
• Fidelitas yang tinggi
• Bentuk sinyal keluarannya sama persis dengan input
• Efisiensi yang rendah ( 25% – 50%).
• Transistor selalu ON sehingga sebagian besar sumber catu daya terbuang menjadi panas.
• Transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra (misalnya heatsink yang lebih besar).
Secara umum, suatu penguat adalah peralatan yang
menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Ada
beberapa cara untuk mengungkapkan penguat. Penguat satu-tingkat terdiri
atas satu unsur penguat dan rangkaian pendukungnya. Secara umum, bila beberapa
unsur-unsur semacam itu digabungkan akan didapatkan penguat banyak-tingkat.
Dalam suatu sistem reproduksi
suara, tahapan pertama adalah penguat
tegangan (atau arus) sinyal-kecil yang
dirancang menguatkan keluaran dari pembaca sinar laser yang merupakan keluaran
DVD-player antara beberapa milivolt menjadi beberapa volt. Tahapan
akhir merupakanpenguat sinyal besar atau penguat daya (power amplifier)
dan memberikan daya yang cukup untuk menggerakkan pengeras suara (loudspeaker) Penguat semacam itu
disebut penguat audio (audio amplifier) jika menguatkan sinyal
antara kurang lebih 20 Hz sampai dengan 20 kHz.
Dalam mengukur getaran, variasi
suhu atau arus listrik yang ditimbulkan oleh badan manusia, dijumpai
sinyal-sinyal dengan frekuensi yang sangat rendah antara nol sampai beberapa
hertz, digunakan penguat
gandengan-langsung (direct-coupled).
Sistem
bias penguat kelas A yang populer adalah sistem bias pembagi tegangan dan
sistem bias umpan balik kolektor. Melalui perhitungan tegangan bias yang tepat
maka kita akan mendapatkan titik kerja transistor tepat pada setengah dari
tegangan VCC penguat. Penguat kelas A cocok dipakai pada penguat awal (pre
amplifier) karena mempunyai distorsi yang kecil.
b.
Penguat Kelas B
Penguat
kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias dari sinyal input
yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.
Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada dalam kondisi
OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas
tegangan bias transistor).
Penguat
kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal
input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak
bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi
(cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan
sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah.
Penguat
kelas B cocok dipakai pada penguat akhir sinyal audio karena bekerja pada level
tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt). Dalam aplikasinya, penguat kelas
B menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh dua transistor.
a.
Penguat kelas AB
Penguat
kelas AB merupakan penggabungan dari penguat kelas A dan penguat kelas B.
Penguat kelas AB diperoleh dengan sedikit menggeser titik kerja transistor
sehingga distorsi cross over dapat diminimalkan. Titik kerja transistor
tidak lagi di garis cut-off namun berada sedikit diatasnya.
Penguat
kelas AB merupakan kompromi antar efisiensi dan fidelitas penguat. Dalam
aplikasinya penguat kelas AB banyak menjadi pilihan sebagai penguat audio.
1. PNP (Positive Negative Positive)
Prinsip kerja dari transistor PNP
adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika pada pin basis
dihubungkan ke sumber tegangan. Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil
daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada
baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor. Dengan kata lain,
transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah daripada tegangan
emitter. Tanda panah pada symbol diletakkan pada emitter dan menuju ke dalam.
Transistor PNP dapat bekerja apabila pada kaki basis dialiri tegangan kurang
dari 0,7 V.
![]() |
|||
![]() |
Gambar dan simbol transistor PNP
2. NPN (Negative Positive Negative)
Arus yang mengalir dari basis harus
lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu
maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor. Dengan kata
lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi daripada tegangan
emitter. Tanda panah dalam symbol diletakkan pada kaki emitter dan menunjuk ke
luar. Transistor NPN dapat bekerja apabila pada kaki basis dialiri tegangan
lebih dari 0,7 V.
![]() |
|||
![]() |
Gambar dan simbol
transistor NPN
·
Menentukan Kaki pada
Transistor
Menentukan Basis
Kaki basis adalah kaki yang
berkebalikan dengan kaki emitor dan kolektor. Jika basis positif, maka emitor
dan kolektor bernilai negatif. Jika basis negatif, maka emitor dan kolektor
adalah positif. Jika dibuat skemanya, transistor jenis NPN dan PNP diambil dari
jenis kaki-kaki transistor (Emitor-Basis-Kolektor).
(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == (
N - P - N ) <- (Negatif-Positif-Negatif)
(Emitor-Basis-Kolektor) -> ( E - B - C ) == (
P - N - P ) <- (Positif-Negatif-Positif)
Pencarian dengan AVO
Analog
Ingat : Kabel merah = probe positif, kabel hitam
= probe negatif.
Contoh satu :
Misal transistor dengan kaki 1-2-3. Kita ukur
dengan AVO analog :
Pengujian pin 1
1. Probe (+) ke pin 1 dan probe (-) ke pin 2,
hasilnya : jarum bergerak ke tengah
2. Tahan probe (+) di pin 1, lalu pindah probe
(-) ke pin 3, hasilnya : jarum diam
3. Kembalikan probe (-) ke pin 2, lalu pindah
probe (+) ke pin 3, hasilnya : jarum bergerak ke tengah
4. Nah, dari langkah diatas, bisa disimpulkan
bahwa jarum akan bergerak ketika :
probe
(-) di pin 2 dan probe (+) di pin 1
probe
(-) di pin 2 dan probe (+) di pin 3
5. Kesimpulannya adalah :
- Pin 2
adalah basis
- Jenis
transistor adalah NPN; pin(1-2-3)=probe(P-N-P). Ingat, probe AVO Analog
berkebalikan dengan jenis pin pada transistor.
Contoh dua :
Seperti pada contoh pertama, transistor dengan
kaki 1-2-3 akan kita cek dengan AVO Analog :
1. Probe (+) ke pin 1 dan probe (-) ke pin 2,
hasilnya : jarum diam
2. Tukar probe, probe (-) ke pin 1 dan probe (+)
ke pin 2, hasilnya : jarum bergerak ke tengah
3. Tahan probe (-) di pin 1, lalu pindahkan
probe (+) ke pin 3, hasilnya : jarum diam
4. Kembalikan probe (+) ke pin 2, lalu pindahkan
probe (-) ke pin 3, hasilnya : jarum bergerak ke tengah
5. Dari percobaan di atas, jarum akan bergerak
ketika :
probe
(+) di pin 2 dan probe (-) di pin 1
probe
(+) di pin 2 dan probe (-) di pin 3
6. Kesimpulannya adalah :
- Pin 2
adalah basis
- Jenis
transistor adalah PNP; pin(1-2-3)=probe(N-P-N). Ingat, probe AVO Analog
berkebalikan dengan jenis pin pada transistor.
Menentukan kaki
Emitor dan Kolektor
Untuk menentukan kaki Emitor dan
Kolek, caranya adalah dengan membandingkan tahanan antara Basis-Emitor adan
tahanan Basis-Kolektor. Kalau kita mengacu pada kasus contoh yang pertama, kaki
transistor 1-2-3, kaki 2 adalah basis. Maka kita perlu mengukur tahanan antara
kaki 2-1 dan tahanan antara kaki 2-3.
Prinsipnya : tahanan antara
Basis-Emitor lebih besar dari tahanan antara Basis-Kolektor. ohm(B-E) >
ohm(B-C). Perlu diperhatikan, jika kita menggunakan AVO Analog, maka kita harus
sedikit lebih jeli untuk membedakan posisi penunjukan jarum. Sebab selisihnya
sangat sedikit. Jadi, untuk mengamatinya, kita harus dari sudut pandangan yang
tidak berubah. Sebab sudut pandangan yang berbeda membuat pengukuran tidak
sama. Itulah kekurangan AVO meter analog. Hehe.
1. Cek lagi posisi probe (+) ke pin 1 dan probe
(-) ke pin 2, anggap saja menunjuk angka 7 pas.
2. Selanjutnya probe (+) di pin 3 dan probe (-)
ke pin 2, ternyata jarum menunjuk di bawah angka 7.
Dari pemeriksaan di atas,
hambatan/tahanan pin(1-2) atau pin(Emitor-Basis) lebih besar daripada hambatan
pin(2-3) atau pin (Basis-Kolektor), sehingga pin 1-2-3 adalah E-B-C
(emitor-basis-kolektor)
Penentuan Emitor dan Kolektor
agak sulit jika menggunakan AVO Analog, sebab bisa karena kekeliruan pengamatan
atau tingkat kepekaan AVO itu sendiri. Sehingga, hal juga bisa dilakukan adalah
dengan pengamatan secara visual atau penampakan transistor itu sendiri.
Kolektor : Jika di body/badan ada logamnya. Maka salah satu kaki akan terhubung
logam tersebut. Nah, kaki yang terhubung ke logam tersebut adalah Kolektor.
Periksa dengan AVO, jika short / jarum bergerak menyimpang ketika menyentuhkan
pada logam di body dan salah satu pin, maka pin tersebut adalah Kolektor.
Sisanya, adalah Emitor. Jika tidak ada logam di body transistor, maka biasanya
di sambungan body bagian atas ada tanda garisnya lebih tebal daripada garis
sambungan.
Pencarian dengan AVO
Digital
Pencarian dengan AVO Digital berkebalikan dengan
AVO Analog. Misal pada contoh satu : Transistor NPN terdeteksi dengan probe
P-N-P. Sedangkan jika dengan AVO Digital, Transistor NPN akan terdeteksi dengan
probe N-P-N. Untuk memulai, putar panah untuk menunjuk ohm yang ada lambang
diodanya.
Menentukan kaki Basis
1. Probe (-) pada pin 1 dan probe (+) pada pin
2, hasilnya : lcd menampilkan angka tertentu.
2. Probe (-) pada pin 3 dan probe (+) pada pin
2, hasilnya : lcd menampilkan angka tertentu.
3. Selain itu, tampilan lcd akan diam atau hanya
menunjukkan angka 1.
Berarti pin 2 adalah basis.
Menentukan kaki Emitor dan Kolektor
Jika menggunakan AVO Analog berdasarkan
hambatan/tahanan. Maka pada AVO digital, yang tampak pada layar adalah voltase
bias majunya. Jadi yang muncul pada tampilan lcd adalah voltase. Jika volatse
antara pin 1 dan pin 2 lebih besar dari voltase antara pin 3 dan pin 2, maka
pin 1 adalah emitor.
4.
Variable Resistor
Variabel Resistor adalah sebuah resistor yang nilainya
dapat berubah – ubah dengan menggeser atau memutar toggle, sehingga nilai
resistor dapat kita atur sesuai kebutuhan pada suatu rangkaian. Contohnya potensiometer dan multiturn.
·
Potensiometer
Potensiometer adalah tahanan tidak tetap atau variable
yang nilai tahanannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Bentuk fisiknya
besar dan dibuat dari bahan kawat atau karbon (arang). Potensiometer merupakan
komponen resistor tiga terminal, apabila ketiga terminal digunakan
potensiometer berfungsi sebagai rangkaian pembagi tegangan. Namun jika hanya
dua terminal (terminal bagian tengah dan salah satu terminal bagian tepi) yang
digunakan, potensiometer berfungsi sebagai variable resistor atau rheostat. Potensiometer
merupakan sesnsor atau tranduser mekanik.
Contoh penggunaan potensiometer yaitu dalm pengaturan
volume radio. Di pasaran kita sering menjumpai jenis potensiometer, baik yang
dilengkapi dengan sakelar maupun yang tidak menggunakan sakelar. Untuk jenis
yang menggunakan sakelar pada umumnya dipergunakan sebagai pengatur volume pada
pesawat pemancar radio yang fungsinya selain sebagai pengatur volume juga
berfungsi sebagai sakelar untuk menghidupkan atau mematikan arus listrik yang
dipakai dalam pesawat radio tersebut.
![]() |
|||
![]() |
|||
Gambar dan simbol potensiometer
5.
PCB
Papan
sirkuit cetak (bahasa Inggris: printed circuit board atau PCB) adalah sebuah
papan yang penuh dengan sirkuit dari logam yang menghubungkan komponen
elektronik satu sama lain tanpa kabel.
Papan
sirkuit ini mendapatkan namanya karena diproduksi secara massal dengan cara
pencetakan.
Kronologi sejarah
1936 - Papan
sirkuit cetak pertama kali ditemukan oleh Paul Eisler, ilmuwan Austria yang
memasukkan penggunaan papan sirkuit ini ke dalam sebuah radio.
1943 - Amerika
Serikat menggunakan papan sirkuit dengan jumlah besar dalam radio militer
mereka.
1948 -
Komersialisasi papan sirkuit cetak di Amerika Serikat.
Setelah tahun
1950, papan sirkuit cetak telah digunakan secara massal di dalam industri
elektronik.
Klasifikasi
Papan sirkuit cetak dapat digolongkan atas beberapa jenis berdasarkan:
·
Susunan lapis
1.
Lapis tunggal
2.
Lapis ganda
3.
Multi lapis (4,
6, 8 lapis)
·
Bentuk
1.
Keras
2.
lunak
(fleksibel)
3.
Gabungan keras
dan lunak
·
Spesifikasi
1.
Konvensional
2.
Penghubung
kepadatan tinggi (High Density Interconnect)
·
Material basis
1.
FR4
2.
Logam
3.
Keramik
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
Alat
·
Setrika....................................................................... 1 buah
·
Ferry chloride.......................................................... .. 1 ons (1 hg)
·
Bor PCB (0,8 mm dan 3 mm)................................... 1 buah
·
Solder ....................................................................... 1 buah
·
Tang Potong ............................................................. 1 buah
·
Obeng plus (+) .......................................................... 1 buah
·
Multimeter ................................................................ 1 buah
·
Cutter/Gunting.......................................................... 1 buah
·
Penggaris................................................................... 1 buah
·
Selotip....................................................................... secukupnya
·
Air............................................................................. secukupnya
·
Amplas...................................................................... secukupnya
2.
Bahan
·
Resistor 10 k Ω........................................................ 3 buah
·
Resistor 15 k Ω........................................................ 1 buah
·
Resistor 2,2 k Ω....................................................... 1 buah
·
Resistor 47 k Ω........................................................ 1 buah
·
Resistor 330 Ω......................................................... 2 buah
·
Resistor 1 k Ω.......................................................... 1 buah
·
Kapasitor 4,7µF 25v................................................ 4 buah
·
Transistor C828........................................................ 2 buah
·
Speaker.................................................................... 1 buah
·
PCB......................................................................... 1 buah
·
Potensiometer 10 kΩ............................................... 1 buah
·
Kaca Akrilit............................................................. 1 buah
·
Spicer atau mur
baut……………………….. secukupnya
·
Timah....................................................................... secukupnya
·
Kabel penghubung .................................................. secukupnya
D.
LANGKAH
– LANGKAH :
1.Membuat
PCB
a. Designlayout
menggunakan software ExpressPCB.
b.Cetak
layout pada kertas foto menggunakan sprint laser, atau bisa difotokopi pada
kertas foto.
c. Potong
PCB polos sesuai ukuran layout yang telah dibuat sebelumnya menggunakan
d.
Tipiskan kertas foto
dengan mengelupas bagian luar kertas foto.
e. Basahi
PCB yang telah dipotong dengan air secukupnya.
f. Tempelkan
sprint outlayout pada potongan PCB yang telah dibasahi dengan posisi menghadap
ke bawah.
g.Gosok
dengan setrika sambil ditekan selama kurang lebih 10 menit hingga kertas
berubah warna menjadi hitam.
h.Tunggu
hingga dingin.
i. Kelupas
secara perlahan kertas yang foto tersebut dengan hati – hati, sehingga
layouttersablon pada PCB.
j. Ambil
feritclorit kemudian larutkan pada baskom menggunakan air.
k.Masukkan
PCB yang telah disablon pada larutan feritclorit dengan posisi menghadap ke
atas.
l. Goyang
– goyangkan baskom selama kurang lebih 5 menit (tergantung campuran larutan
feritclorit).
m.
Terawangkan PCB pada
sinar, lihat dari belakang PCB, jika jalur terlihat maka proses pelarutan telah
selesai.
n.Cuci
PCB menggunakan air bersih.
o.Bersihkan
sablonan menggunakan ampas hingga jalur tembaga terlihat / bersih.
p.PCB
telah jadi.
2.Merakit
Komponen
a. Pasang
komponen sesuai skema yang dijadikan pedoman sebelumnya.
b.Pasang
komponen resistor
terlebih dahulu.
c. Bengkokkan
kaki resistor sebesar
ke satu arah tertentu.

d.
Potong kaki komponen
yang telah dibengkokkan sebatas area solderan.
e. Solder
kaki resistor tersebut.
f. Pasang
komponen kapasitor (elco) pada PCB.
g.Lakukan
langkah seperti pada langkah c – e .
h.Pasang Transistor kemudian solder.
i. Pasang
kabel inputoutput.
Keterangan:
Langkah c – e dapat diganti dengan langkah solderingmasing – masing. Cara
diatas hanya untuk memdapatkan hasil solderan yang lebih baik.
3.Membuat Box Rangkaian dengan kaca akrilit
a.
Potong kaca
akrilit sesuai ukuran yang akan dinginkan
b.Potong masing-masing menjadi bagian depan, belakang,
samping kanan, samping kiri, atas serta bawah.
c.
Setelah semua
terpotong sesuai ukuran, lem semua bagian-bagian kaca akrilit sehingga
membentuk box untuk rangkaian pre amp.
d.
Buat lubang pada
kaca depan untuk di tempelkan variable resistor dan saklar jika memakai saklar.
e.
Buat lubang di
kaca belakang untuk menempelkan input outputan mic.
f.
Rangkai PCB yang
sudah ada rangkaiannya dengan box dengan kaca akrilit, sehingga menjadi bagiian
yang sempurna.
4.Pengecekan
a. Hubungkan Vcc atau tegangan sumber pada rangkaian pre
amp ke power supply dengan daya 12volt.
b.Hubungkan inputan dari rangkaian pre amp ke handpone,
laptop atau pun sumber suara agar nantinya bias kita dengar apakah rangkaian
bias bekerja atau tidak.
c. Hubungkan output dari rangkaian pre amp ke power
amplifier dan selanjutnya akan di hubungkan ke output speaker.
d.
Pengujian
Respons Frekuensi Rangkaian Pre Amp Mic
5.Pengujian
a.Lakukan kalibrasi CRO CH1 dan CH2. Catat dan gambar bentuk sinyal hasil kalibrasi CH 1 dan CH2.
b.Lakukan setting awal AFG, meliputi:
1)Frekuensi = frekuensi tengah 1 kHz
2)Bentuk gelombang (waveform) = sinusioda
3)Attenuasi = 0 dB
4)Amplitudo output AFG = Vinput rangkaian CE = 20 mVP-P = 0,02 VP-P
Catat dan gambar bentuk sinyal hasil setting AFG.
c.Hubungkan input rangkaian pre amp mic pada out AFG dan probe CH1 CRO, output rangkaian pre amp mic pada CH2 CRO, dan terminal VCC dihubungkan ke catu daya 12 VDC.
d.Pada saat frekuensi 1 kHz, perhatikan tampilan CRO CH1 dan CH2. Pastikan layar CRO menampilkan bentuk gelombang input dan output yang bersih (smooth) dan output tidak cacat.
e.Lakukan pengukuran untuk seluruh spektrum frekuensi audio 20 Hz – 20 kHz, dengan mengubah-ubah frekuensi AFG. Perhatikan Vin adalah konstan jadi jangan melakukan perubahan amplitudo AFG. Perhatikan tampilan bentuk gelombang output CH2.
10.Lakukan penghitungan besar amplitudo sinyal output, penguatan dalam kali, dan penguatan dalam decibel untuk seluruh spektrum frekeunsi audio yang diuji.
a.Lakukan kalibrasi CRO CH1 dan CH2. Catat dan gambar bentuk sinyal hasil kalibrasi CH 1 dan CH2.
b.Lakukan setting awal AFG, meliputi:
1)Frekuensi = frekuensi tengah 1 kHz
2)Bentuk gelombang (waveform) = sinusioda
3)Attenuasi = 0 dB
4)Amplitudo output AFG = Vinput rangkaian CE = 20 mVP-P = 0,02 VP-P
Catat dan gambar bentuk sinyal hasil setting AFG.
c.Hubungkan input rangkaian pre amp mic pada out AFG dan probe CH1 CRO, output rangkaian pre amp mic pada CH2 CRO, dan terminal VCC dihubungkan ke catu daya 12 VDC.
d.Pada saat frekuensi 1 kHz, perhatikan tampilan CRO CH1 dan CH2. Pastikan layar CRO menampilkan bentuk gelombang input dan output yang bersih (smooth) dan output tidak cacat.
e.Lakukan pengukuran untuk seluruh spektrum frekuensi audio 20 Hz – 20 kHz, dengan mengubah-ubah frekuensi AFG. Perhatikan Vin adalah konstan jadi jangan melakukan perubahan amplitudo AFG. Perhatikan tampilan bentuk gelombang output CH2.
10.Lakukan penghitungan besar amplitudo sinyal output, penguatan dalam kali, dan penguatan dalam decibel untuk seluruh spektrum frekeunsi audio yang diuji.
E. FLOWCHART
RANGKAIAN
F. GAMBAR
RANGKAIAN
1.
Skema Rangkaian

2.
Layout PCB dan Tata Letak Komponen
Gambar
Layout Rangkaian
![]() |

G. PRINSIP
KERJA RANGKAIAN
Rangkaian pre amplifier
adalah sebuah rangkaian elektronik pemroses sinyal audio yang digunakan sebagai
penguat awal pada power amplifier. Biasanya pre amplifier dipakai untuk
menguatkan sinyal dari microphone baik mic dinamik maupun mic condensor yang masih
lemah menjadi sinyal microphone yang kuat. Namun bisa juga di fungsikan sebagai
penguat awal sinyal dari output audio lain yang kemudian di salurkan pada
rangkaian power amplifier. Rangkaian pre amp ini menggunakan 2 buah transistor
C828 dengan pemberian sinyal inputnya secara common emitor.
Prinsip kerja rangkaian diatas
adalah ketika sinyal audio masuk melalui micropon atau sumber audio,
sinyal akan melalui R8 yang kemudian menuju kapasitor elektrolit C3. Fungsi
dari C3 ini adalah untuk mengkopling atau menghambat sinyal DC yang masuk
sehingga hanya sinyal audio (AC) saja yang di lewatkan untuk menuju pin basis
Transistor Q2. Pada Q2 sinyal akan dikuatkan dan dikeluarkan oleh pin kolektor
Q2 yang selanjutnya menuju pin basis dari transistor Q1 untuk proses lebih
lanjut. Dari Q1 sinyal akan dikeluarkan oleh pin emitor dan melewati kopling
kapasitor C2 dan kapasitor C4. Sedangkan komponen R4 dan R6 akan mengumpan
balikkan (feedback) sinyal suara dari Q1 menuju pin emitor Q2. Fungsiya
membantu respon respon frekuensi sinyal. Feedback atau umpan
balik adalah menginjeksikan sebagian sinyal keluaran yang se-fasa dengan sinyal
masukan kepada bagian masukan pre-amp.
Dari kopling C4 sinyal akan di keluarkan melewati VR1 dan R9 menuju output
audio pre-amp. VR1 memiliki fungsi untuk mengatur besar sinyal yang keluar
sekaligus sebagai kontrol volume suara yang dihasilkan.
H.
ANALISA RANGKAIAN
1.
Resistor atau hambatan pada rangkaian ini mempunyai
fungsi untuk
membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor sebagai penguatan dan
kondensator (kapasitor).
2.
Kapasitor
atau kondensator pada rangkaian ini berfungsi :
- Memisahkan
arus bolak-balik (AC) dengan arus searah (DC)
- Kapasitor yang berada pada sumber input digunakan
untuk mmblok tegangan dc supaya tidak terjadi distorsi
- Kapasitor pada kaki kolektor berfungsi untuk mencegah
terjadinya kerugian gelombang output akibat adanya arus DC
- Sebagai
filter sebagai rangkaian catu daya
- Sebagai
pembangkit frekuensi pada rangkaian penguatan
- Kapasitor terakhir berfungsi meregulasi gelombang,
sehingga distorsi yang terjadi tidak terlalu besar
3.
Transistor pada
rangkaian ini digunakan
sebagai amplifier atau penguat. Di dalam rangkaian
analog biasanya meliputi pengeras suara, membuat sumber listrik stabil dan
juga penguat sinyal. Sedangkan
dalam rangkaian digital, transistor banyak di gunakan sebagai saklar yang
memiliki kecepatan tinggi. Dari beberapa transistor juga dapat kita rangkai
sedemikian rupa sehingga sebuah transistor yang kita rangkai tadi berfungsi
sebagai logic gate, memory dan komponen komponen lainnya.
Selain itu Transistor berfungsi sebagai Kapasitor. Kapasitor yang berada pada sumber input.
Digunakan untuk mmblok tegangan dc supaya tidak terjadi distorsi. Dan pada kaki
kolektor terdapat kapasitor berfungsi untuk mencegah terjadinya kerugian
gelombang output akibat adanya arus DC. Kapasitor terakhir berfungsi meregulasi
gelombang, sehingga distorsi yang terjadi tidak terlalu besar.
Transistor dapat bekerja bila ada tegangan input
minimal 0,7 volt, maksimalnya kira kira sama denga tegangan VCCnya. Tetapi
karena dibatasi oleh hambatan maka arus yang mengalir di Ib sangat kecil
sehingga tidak dapat membriger transistor , maka dibutuhkan tegangan yang besar
untuk mendapatkan arus ib yang besar.
Level sinyal microphone yang masih lemah digukutkan
oleh transistor menjadi sinyal audio dengan level yang dapat digunakan pada
rangkaian pengatur nada atau tone control.
4.
Potensiometer merupakan
komponen resistor tiga terminal, apabila ketiga terminal digunakan
potensiometer berfungsi sebagai rangkaian pembagi tegangan. Dan pada rangkaian Pre-Amplifier potensiometer berjenis
sakelar yang umumnya berfungsi untuk mengatur volume yang diinginkan.
I.
PROSEDUR PEMAKAIN ALAT
·
Siapkan power
supply dengan tegangan 12 volt DC
·
Siapkan juga
power amplifier, alat ini akan bekerja apabila ada power amplifier karena ini
adalah alat penguat sinyal sederhana
·
Kemudian
pasangkan probe power supply pada terminal positif pre amp dan terminal
negative pada probe negative
·
Hubungkan output
pre amp dengan input power amplifier dengan menggunakan kabel RCA.
·
Pasangkan input
Mic ataupun jak hanphone dengan jack Mic yang ada pada depan Pre amp
·
Kemudian on kan
Pre amp dengan menggeser saklar merah ke atas
·
Atur sinyal
inputan misalnya pada hp atau laptop atur volume yang ada di hp atau laptop
kalau menggunakan mikrofon tidak usah
·
Atur volume yang
ada pada pre am dengan memurtar potensio meter kekanan, atur sesuai volume yang
di inginkan
·
Usahakan volume
input jangan terlalu besar maksimal 50%, dikarenakan suara yang dihasilkan pre
amp nanti akan kemresek
·
Preamp siap
untuk digunakan.
J. KESIMPULAN
Pre-amplifier
microphen ini dapat digunakan dengan sumber tegangan 9-12 VDC. Rangkaian pre- amplifier
microphone ini sederhana karena hanya menggunakan 2 transistor yang di susun
menjadi penguat 2 tingkat yaitu transistor NPN. Pre-amplifier
microphone ini menggunakan feedback DC melalui R6 dan faktor penguatan dari
pre-amplifier microphone ini dapat diatur dengan mengatur potensiometer. Rangkaian ini berfungsi apabila ada rangkaian power
amplifier. Rangkaian pre amp bekerja berdampingan dengan penggunaan power amplifier. Dan penguatan yang dihasilkan adalah 100x.
1.
Kelebihan
a.
Rangkaian sangat
sederhana karena hanya menggunakan 2 transistor
b.
Biaya yang
digunakan untuk pebuatan project tidak terlalu mahal
2.
Kekurangan
a.
Apabila sinyal input yang digunakan volumenya terlalu besar
maka suara yang dihasilkan tidak jernih atau terdapat gelombang noise
b.
Rangkaian terlalu sederhana jadi kerjanya tidak bisa maksimal
c.
DC input yang dibutuhkan terlalu besar yaitu 12V DC
Daftar Rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar